Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

MASYARAKAT DENGAN MITOS PESAREAN GUNUNG KAWI

Gambar
Qomaruzzaman Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Masyarakat Indonesia terkenal akan keberagaman baik itu suku agama maupun budayanya. Tidak jarang juga budaya itu tercampur karena adanya kebudayaan asing yang masuk ( diffusion ). Di zaman yang modern ini dengan segala kemajuan IPTEK beberapa daerah di Indonesia ini masih ada masyarakat yang masih kuat akan kepercayaan terhadap alam dan benda-benda tertentu yang dianggap memiliki daya atau kekuatan magis. Teori tentang tahap perkembangan intelektual masyarakat oleh Auguste Comte  yaitu tahapan teologis, bahwa benda-benda pada zaman ini merupakan ungkapan dari supernaturalisme . Pada masyarakat Gunung Kawi, kepercayaan akan sesuatu yang dianggap memiliki daya atau kekuatan dapat dilihat pada sebuah komplek pemakaman yang kononnya dapat memberi suatu keberkahan tersendiri, sehingga banyak orang yang berziarah dari berbagai daerah bahkan hingga mancanegara. Di sisi lain keberadaan komplek pemakaman tersebut memberikan berbag

IMPERIALISME BUDAYA OLEH NEGARA-NEGARA EROPA DAN AMERIKA SERIKAT DI DUNIA SEBAGAI DAMPAK DARI GLOBALISASI

Qomaruzzaman Universitas Negeri Malang E-Mail: qomarquzan@live.com ; qomarquzan@gmail.com ABSTRAK: Analisis tentang modialisasi-globalisasi yang dilihat sebagai pemaksaan nilai-nilai budaya bangsa oleh negara Benua Eropa dan Amerika Utara di dunia terutama bangsa ke negara dunia ketiga, tetap menjadi satu diantara sekian interpretasi klasik dari fenomena yang dikaji. Pertanyaan mengenai suatu kesenjangan dalam pertukaran budaya-budaya dimasa lampau pada abad 20 yang tidak dapat dipungkiri, hal itu dapat disimpulkan melalui kajian pustaka penulis. Negara-negara kuat dan adidaya telah mencoba memaksakan produk-produk budaya dan nilai-nilai mereka. Mesikipun organisasi budaya internasional seperti UNESCO hadir hanya mamapu mengurangi unitaliteralime budaya dari kekuatan yang mendominasi baik dari swasta maupun pemerintahan. Bahwa globalisasi budaya menciptakan kesenjangan antarbangsa dan antarkelompok. Budaya dapat menjadi medan konflik, asal tidak terlalu mer